jelaskan cara memanfaatkan lahan di daerah pantai

Mulaidari menyewakan kamar penginapan, membuka toko penjualan suvenir khas di daerah laut, hingga menjual jasa sewa perahu. Enggak hanya itu, masyarakat daerah pantai biasanya juga membuka usaha kuliner. Mereka menjual masakan khas daerah tersebut untuk wisatawan yang datang. Itulah 4 kegiatan ekonomi di daerah pantai, materi kelas 4 SD tema 7 Tentudengan catatan bahwa lahan ini digarap dengan bijaksana, bukan dengan keserakahan. Pemanfaatan lahan potensial sesuai letak geografisnya, antara lain: 1. Pemanfaatan lahan di daerah dataran rendah. Pengertian dataran rendah merupakan daerah yang lahan potensialnya cukup mudah dimanfaatkan untuk kegiatan yang bernilai ekonomi. 2 Lokasi berfoto. Manfaat pantai yang ke dua adalah sering di manfaatkan orang untuk lokasi berfoto. Pantai yang memiliki dataran yang luas dan dikelilingi ombak dan pemandangan yang indah, banyak orang yang datang ke pantai ini yang tidak hanya sekedar menikmati wisata alam yang indah ini, biasanya banyak yang memanfaatkan untuk berfoto-foto bersama teman-teman, keluarga dan orang-orang Peluangbisnis wisata pantai lain yang tidak kalah potensial untuk dijalankan adalah jasa sewa kendaraan. Beberapa wisatawan yang berkunjung akan membutuhkan kendaraan seperti motor atau mobil untuk berkeliling di daerah wisata. Kondisi ini sangat cocok untuk dijadikan peluang dalam menjalankan bisnis sewa kendaraan. Jelaskanmengapa di daerah pegunungan yang tinggi air dapat mendidih lebih cepat dibandingkan di daerah pantai Kinh_nhohn 33 minutes ago 5 Comments Memasak secara signifikan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang tidak ada hubungannya dengan resep, bahan atau barang yang akan di masak. Partnersuche Im Internet Kostenlos Ohne Anmeldung. Pemanfaatan lahan di daerah pantai antara lain dapat digunakan untuk Industri garam Pada industri garam dibutuhkan panas matahari yang cukup karena industri garam tentu sangat membutuhkan panas matahari untuk proses pengristalan air laut. Pelabuhan Pelabuhan membutuhkan sarana-prasarana yang menunjang. Sehingga dapat dimanfaatkan sebagai pelabuhan kapal nelayan setempat, namun juga pelabuhan antar daerah bahkan nasional. Sarana dan prasarana penunjang baik di pelabuhan sendiri atau sekitar pelabuhan juga harus memadai. Area persawahan pasang surut Sawah jenis ini tergantung dari pasang surut air laut. Cara yang dilakukan adalah membuat pintu pengatur keluar masuknya air laut guna lebih mengoptimalkan hasil dari pemanfaatan lahan jenis ini. Tambak udang dan bandeng Pintu pengatur keluar masuknya air laut juga dapat dimanfaatkan untuk pemanfaatan lahan lewat tambak udang ini untuk menjaga kadar keasaman pH air laut. Salah satu permasalahan lahan yang ada di Papua Barat adalah lahan pantai berpasir yang hingga kini pemanfaatannya terutama di kampung werur masih tergolong terbatas. Lahan pertanian yang terbatas dan pengetahuan masyarakat tentang cara pemanfaatan lahan atau penggunaan media tanam sebagai pengganti lahan yang minim serta teknik budidaya tanaman yang kurang dipahami menjadi kendala bagi masyarakat di Kampung Werur khususnya dalam pemanfaatan dan pengolahan pasir sebagai media tanam. Dengan adanya potensi wilayah Papua Barat, khususnya kampung Werur untuk dikembangkan sebagai lahan pertanian, maka secara umum tujuan dari kegiatan ini adalah meningkatkan keterampilan termasuk pola berfikir masyarakat Kampung Werur didalam memanfaatkan potensi daerahnya sendiri sehingga dapat dijadikan sebagai sentra pendidikan dan penghasil budidaya tanaman pada lahan pasir di kabupaten Tambraw untuk memenuhi kebutuhan masayarakat. Selain itu, kegiatan ini secara tidak langsung akan meningkatkan perekonomian masyarakat kampung Werur khususnya dan Kabupaten Tambaruw pada umumnya. Adapun metode penerapan ini dilaksanakan oleh masyarakat Kampung Werur sebagai pilot proyek akan dilatih cara pemanfaatan lahan pasir pantai, pengolahan lahan pasir, penyiapan bibit, penananam, penyiraman, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit serta teknik perawatan tanaman dan pemanenan. Dari hasil pelaksanaan kegiatan ini, hampir semua proses kegiatan berjalan dengan baik. Dimana pada saat proses penyemaian benih tanaman yang ditanam tumbuh dengan baik sehingga pada saat memasuki proses penanaman tetap berjalan dengan lancar. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Abdimas Papua Journal of Community Service 45 Volume 1 Nomor 2 Halaman 45-55 Pemanfaatan Pasir Pantai Sebagai Media Tanaman Holtikultura Di Kampung Werur Kabupaten Tambrauw Zulkarnain Sangadji1, Febrianti Rosalina2, Ihsan Febriadi3 1,2,3Universitas Muhammadiyah Sorong, Sorong, Indonesia Email zulkarnainums1 Submitted 07/06/2019 Revised 29/06/2019 Published 30/07/2019 Abstrak Salah satu permasalahan lahan yang ada di Papua Barat adalah lahan pantai berpasir yang hingga kini pemanfaatannya terutama di kampung werur masih tergolong terbatas. Lahan pertanian yang terbatas dan pengetahuan masyarakat tentang cara pemanfaatan lahan atau penggunaan media tanam sebagai pengganti lahan yang minim serta teknik budidaya tanaman yang kurang dipahami menjadi kendala bagi masyarakat di Kampung Werur khususnya dalam pemanfaatan dan pengolahan pasir sebagai media tanam. Dengan adanya potensi wilayah Papua Barat, khususnya kampung Werur untuk dikembangkan sebagai lahan pertanian, maka secara umum tujuan dari kegiatan ini adalah meningkatkan keterampilan termasuk pola berfikir masyarakat Kampung Werur didalam memanfaatkan potensi daerahnya sendiri sehingga dapat dijadikan sebagai sentra pendidikan dan penghasil budidaya tanaman pada lahan pasir di kabupaten Tambraw untuk memenuhi kebutuhan masayarakat. Selain itu, kegiatan ini secara tidak langsung akan meningkatkan perekonomian masyarakat kampung Werur khususnya dan Kabupaten Tambaruw pada umumnya. Adapun metode penerapan ini dilaksanakan oleh masyarakat Kampung Werur sebagai pilot proyek akan dilatih cara pemanfaatan lahan pasir pantai, pengolahan lahan pasir, penyiapan bibit, penananam, penyiraman, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit serta teknik perawatan tanaman dan pemanenan. Dari hasil pelaksanaan kegiatan ini, hampir semua proses kegiatan berjalan dengan baik. Dimana pada saat proses penyemaian benih tanaman yang ditanam tumbuh dengan baik sehingga pada saat memasuki proses penanaman tetap berjalan dengan lancar. Kata Kunci kesuburan; lahan pasir; media tanam; pemupukan Pendahuluan Salah satu permasalahan lahan yang ada di Indonesia adalah lahan pantai berpasir karena mengingat Indonesia merupakan negara kepulauan dengan begitu banyak pulau-pulau kecil yang memiliki wilayah pantai beserta pasir putihnya yang luas dan panjang. Seperti yang diketahui bahwa lahan pasir pantai merupakan lahan marginal yang kering, tandus, miskin akan unsur haranya, dan mustahil untuk bias dijadikan sebagai lahan pertanian yang produktif. Selama ini pasir pantai yang terhampar luas dibiarkan begitu saja dan Abdimas Papua Journal of Community Service 46 Volume 1 Nomor 2 Halaman 45-55 jarang atau masih kurang untuk dimanfaatkan sepenuhnya dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya di wilayah Papua Barat. Kampung Werur yang secara administratif termasuk dalam Kabupaten Tambrauw merupakan salah satu kepulauan di Wilayah Propinsi Papua barat yang mana 80 % merupakan penduduk asli Papua dan selebihnya 20 % merupakan warga pendatang. Jarak Kampung Werur ke Kabupaten Tambrauw sekitar 44 km, dimana jumlah penduduk berdasarkan BPS 2014 mencapai kurang lebih 313 Jiwa yang terdiri dari 167 penduduk laki-laki dan 146 penduduk perempuan. Sumber mata pencaharian masyarakat Werur bervariasi dan tidak tetap pada suatu bidang usaha tertentu. Mayoritas masyarakat di Kampung Werur berkerja sebagai nelayan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Hasil pendapatan sebagai nelayan tidak dapat menopang biaya hidup karena hasil tangkapan ikan yang diperoleh bergantung kepada kondisi/cuaca di laut. Sumberdaya manusia yang relatif minim berdampak pada pola hidup yang mana hanya bergantung pada satu mata pencarian sebagai nelayan. Lahan pertanian yang terbatas dan pengetahuan masyarakat Kampung Werur tentang cara pemanfaatan lahan atau penggunaan media tanam sebagai pengganti lahan yang minim serta teknik budidaya tanaman yang kurang dipahami membuat masyarakat enggan untuk berkecimpung dibidang pertanian khususnya budidaya tanaman pangan maupun hortikultura. hasil survey lokasi dan wawancara tim pengusul. Menurut Badan Litbang Pertanian 2012, pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat karena dijadikan sebagai penunjang ketersediaan pangan bagi rakyat Indonesia. Ketahanan produksi pertanian akan menjadi landasan terpenting untuk pertumbuhan serta perkembangan ekonomi dimasa depan. Karena keterbatasan ruang bercocoktanam dilokasi tempat tinggal masyarakat Kampung Werur, maka menyebabkan kebutuhan pangannya dipasok dari luar daerah. Produktivitas lahan yang belum optimal akibat masih rendahnya pengetahuan dan Abdimas Papua Journal of Community Service 47 Volume 1 Nomor 2 Halaman 45-55 keterampilan teknologi budidaya tanaman yang efisien adalah kendala yang dihadapi masyarakat dalam bertani. Lahan pasir pantai tidak bisa dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat di sekitar pantai untuk kegiatan pertanian, hal ini disebabkan karena selama ini lahan pasir pantai dinilai tidak layak sebagai media tanam. Selain itu, lahan pasir juga memiliki keterbatasan dan pengelolaannya lebih sulit dibandingkan lahan lainnya seperti tegalan maupun lahan sawah. Tanah yang berada di pesisir pantai mempunyai tekstur yang kasar, lepas-lepas dan terbuka sehingga sangat peka terhadap erosi angin dan menyebabkan pengendapan berupa material pasir. Butiran material pasir yang terangkut oleh proses erosi pasir tersebut menyebabkan kerusakan tanaman budidaya Gunadi, 2002. Berdasarkan hal tersebut, media pasir lebih membutuhkan banyak pengairan dan pemupukan yang lebih intensif. Menurut Suparso, dkk 2016, tanah pasir pantai memiliki perkolasi yang sangat tinggi yaitu sekitar 209 mm hari-1 dan daya pegang air yang sangat rendah sehingga petani harus menyiram tanaman sangat intensif sekitar 3 kali dalam sehari. Hal tersebut yang menyebabkan pasir jarang digunakan sebagai media tanam secara tunggal. Hal ini tentu saja sangat membatasi kemampuan seorang petani dalam mengelola lahan yang lebih luas. Kampung Werur dengan kondisi pasir pantai yang menghampar luas dibiarkan begitu saja tanpa dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan mayarakat, padahal lahan pasir yang begitu luas ini dapat digunakan untuk pengembangan teknologi budidaya tanaman seperti; tanaman pangan, tanaman hortikultura maupun tanaman tahunan. Penyebab rendahnya pengatahuan dan informasi tentang pemanfaatan lahan pasir dan sifat apatis masyarakat terhadap teknologi budidaya tanaman pertanian. Dari uraian permasalahan diatas secara umum tampak bahwa akar permasalahan yang dihadapi adalah masyarakat tersebut tidak mampu menemukan suatu metode alternatif untuk memanfaatkan lahan pasir sebagai lahan alternatif dan tanaman yang sesuai dengan kondisi Kampung Werur, Abdimas Papua Journal of Community Service 48 Volume 1 Nomor 2 Halaman 45-55 Sehingga ditawarkan sebuah metode alternatif yang dianggap mampu menyelesaikan masalah di Kampung Werur Distrik Bikar Kabupaten Tambaruw yaitu Pemanfaatan pasir pantai sebagai lahan pengambagan tanaman pangan, tanaman hortukultura, dan tanaman tahunan. Budidaya tanaman disesuaikan dengan kondisi lahan dan kebutuhan utama masyarakat kampung Werur. Metode Penelitian Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan selama kurang lebih 6 bulan di Kampung Werur, Distik Bikar, Kabupaten Tambrauw. Metode pendekatan dalam penerapan yang digunakan dalam kegiatan ini adalah pendekatan partisipatif aktif secara berkelanjutan antara tim pengusul PKM dengan mitra PKM. Dimana hampir seluruh masyarakat Kampung Werur dilibatkan dan kemudia dipilih sebagai pilot proyek, dilatih keterampilannya mengenai tata cara pemanfaatan lahan pasir pantai, pengolahan lahan pasir, penyiapan bibit, penananam, penyiraman, pemupukan, pengedalian hama dan penyakit serta teknik perawatan tanaman dan pemanenan. Metode Pendekatan yang digunakan dalam kegiata PKM secara lengkap diuraikan sebagai berikut a Tahap pertama, yaitu tahap sosialisasi dan pelatihan kepada masyarakat Sosialisasi dan pelatihan diberikan kepada masyarakat yang telah dipilih dari hasil kesepakatan dengan masyarakat Kampung Werur dan aparat desa. Pelatihan berlangsung selama 1 hari bertempat dibalai desa. Dalam proses pelatihan tersebut juga akan dibentuk kelompok-kelompo kecil yang terdiri dari 4 kelompok, gunanya untuk lebih memudahkan pengontrolan dan pembagian alat dan sarana serta benih yang akan digunakan dalam program ini. Setelah pelatihan selesai maka mereka langsung diberikan perlengkapan yang dibutuhkan dalam budidaya tanaman. b Tahap kedua, yaitu tahap persiapan lahan dan penyemaian Penyemaian dilakukan oleh masyarakat secara perkelompok, mereka diberikan bibit, diberikan pupuk kandang dan polybag sebagai sarana pembibitan Abdimas Papua Journal of Community Service 49 Volume 1 Nomor 2 Halaman 45-55 sedangkan lokasi dan pengerjaan mereka lakukan sendiri secara perkelompok dan diawasi dan dipantau oleh tim pengusul dan ketua kelompok yang ditunjuk. Pada saat prroses penyemaian berlangsung juga oleh masyarakat sudah melakukan persiapan lokasi. c Tahap ketiga, yaitu tahap penanaman dan perawatan tanaman. Setelah benih sudah tumbuh maka dilakukanlah penanaman pada polybag-polybag yang telah disediakan. Perawatan tanaman setelah ditanam melibatkan secara langsung masyarakat dengan memberikan arahan langsung dilapangan tentang teknik pengedalian hama dan penyakit pada tanaman. Hasil dan Pembahasan Adapun hasil yang dicapai dalam kegiatan Program Kemitraan Masyarakat PKM di Kabupaten Tambrauw adalah sebagai berikut 1. Tahap Sosialisasi Sosialisasi dilaksanakan pada tanggal 20 April 2019 dibalai kelompok tani Kampung Werur Distrik Bikar Kabupaten Tambrauw, yang dihadiri oleh Kepala Kampung Werur, Ketua Kelompok Tani Kampung Werur dan Masyarakat Kampung Werur yang dalam hal ini sebagai anggota kelompok tani Kampung Werur. Sosialisasi yang dilakukan berupa pemberian materi dasar atau pengenalan terkait pemanfaatan tanah berpasir, teknik budidaya tanaman hortikultura menggunakan polibag serta cara aplikasi pupuk POC Nasa dan Super Nasa terdapat pada Gambar 1. . Abdimas Papua Journal of Community Service 50 Volume 1 Nomor 2 Halaman 45-55 Gambar 1 Sosialisasi kepada Masyarakat Kampung Werur 2. Tahap Penyiapan Lahan dan Persemaian. Lahan yang digunakan untuk budidaya tanaman hortikultura merupakan lahan masyarakat yang terletak pada Balai Kelompok Tani Kampung Werur dengan luas 12 m². Sebelum pemindahan bibit ke lahan, terlebih dahulu lahan di bersihkan dari gulma dengan melibatkan masyarakat setempat. Kondisi areal penanaman dapat dilihat pada gambar 2. Gambar 2 Areal Penanaman Untuk mencegah benih dari gangguan binatang, terik matahari, dan hujan, maka dibuat persemaian dengan ukuran 2 m², dengan tinggi ± 1,5 m dari permukaan tanah. Kemudian polibag ukuran 10 x 15 cm yang disusun di atas papan sebanyak 60 buah untuk setiap jenis tanaman. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 3 Proses Pembuatan Persemaian Abdimas Papua Journal of Community Service 51 Volume 1 Nomor 2 Halaman 45-55 Benih yang digunakan berupa benih cabe rawit, tomat, terong, ketimun, kacang panjang, dan semangka. Semua bibit ini diperoleh dari toko pertanian yang mempunyai daya tumbuh diatas 85 % sesuai dengan label yang tertera pada kemasan. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan benih yang berkualitas. Sebelum pembibitan terlebih dahulu dilakukan proses perendaman terlebih dahulu untuk memisahkan antara benih yang masih hidup dan benih yang mati. Pembibitan menggunakan polibag dengan diameter 10 x 15 cm. Setiap jenis benih yang dibibitkan sebanyak 60 per jenis tanaman. Selanjutanya proses penyiraman dilakukan setiap hari yang dipercayakan kepada anggota dan ketua lapangan yang ditugaskan untuk memelihara tanaman selama proses pembibitan sampai saat panen nantinya. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 4 berikut ini. Gambar 4 Proses Perendaman dan Pemilihan Benih Menurut Adnyana 2005, teknologi pengelolaan suatu lahan pesisir atau pasang surut dapat diaktualisasikan melalui pemupukan berimbang serta pengolahan tanah dan air. Sehingga pada saat pelaksanaan kegiatan, sebagai pengganti pupuk kandang maupun pupuk anorganik digunakan Pupuk Oranik Cair POC Nasa yang mempunyai kandungan unsur hara makro yang lengkap serta unsur hara mikro yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tanaman selama proses perkembahan. Pemelihan POC Nasa ini dianggap lebih efisien dan praktis untuk digunakan oleh masyarakat nantinya. Selain itu, Atmojo 2003, menjelaskan bahwa pemberian bahan organik mampu menciptakan kondisi yang sesuai untuk tanaman dengan memperbaiki struktur tanah menjadi lebih remah, aerasi lebih baik sehingga mempermudah penetrasi akar, memperbaiki kapasitas Abdimas Papua Journal of Community Service 52 Volume 1 Nomor 2 Halaman 45-55 menahan air, meningkatkan pH, KTK dan serapan hara. Proses pemupukan dilihat pada Gambar 5. Gambar 5 a Proses Pemberian Pupuk Gambar 5 b Proses Memasukkan Benih ke Polybag 3. Tahapan Penanaman dan Perawatan Tanaman Pengisian pasir pantai ke polibag yang berdiameter 40 x 50 cm yang dibantu oleh masyarakat. Sebelum dilakukan pemindahan bibit ke polibag terlebih dahulu di lakukan pemupukan menggunakan POC Super Nasa sebagai pasokan hara karena tanah pasir merupakan tanah yang rendah unsur haranya dan kadar garam yang tinggi. Hal ini dapat dilihat pada gambar 6. Gambar 6 Proses Pengisian Pasir Pantai ke Polybag Abdimas Papua Journal of Community Service 53 Volume 1 Nomor 2 Halaman 45-55 Setelah bibit berumur 2 minggu maka dilakukan pemindahan ke polibag berisi pasir pantai yang sudah di siapkan di lahan. Jarak antara polibag 40 cm, hal ini di sesuaikan dengan luasan lahan yang ada pada lokasi penanaman. Proses penaman dialukan pada sore hari bersama degan anggota dan ketua lapangan. Hal ini dapat dilihat pada gambar 7. Gambar 7 Proses Pemindahan Tanaman ke Media Pasir Pada tahap pemeliharaan, masyarakat di Kampung Werur diberi penjelasan terkait cara merawat tanaman, proses penyiraman, pembersihan gulma dan memberi pengetahuan terkait hama dan penyakit pada tanaman hingga tanaman siap untuk dipanen. SIMPULAN DAN IMPLIKASI Berdasarkan hasil kegiatan program kemitraan masyarakat PKM yang telah dilaksanakan di Distrik Bikar Kampung Werur, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut 1. Pelaksanaan program kemitraan masyarakat PKM Distrik Bikar, Kabupaten Tambrauw, Provinsi Papua Barat mendapatkan sambutan positif dari Pemerintah Kabupaten, Pemerintah Distrik, Pemerintah Kampung dan Masyarakat. Dimana pada kondisi sebelumnya banyak masyarakat didaerah tersebut banyak yang pesimis mengenai pemanfaat pasir sebagai media tanam. Abdimas Papua Journal of Community Service 54 Volume 1 Nomor 2 Halaman 45-55 2. Metode pendekatan dalam penerapan yang digunakan dalam kegiatan ini adalah pendekatan partisipatif aktif secara berkelanjutan antara tim pengusul PKM dengan mitra PKM 3. Pelaksanaan kegiatan PKM dari awal hingga proses penyemaian dan pemanenan menunjukkan hasil pertumbuhan yang sangat baik. Ucapan Terima kasih Terima kasih penulis sampaikan kepada Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Kemenristek Dikti yang telah memberikan dana hibah pengabdian pada tahun anggaran 2019. Selanjutnya, terima kasih kepada ketua dan staff LPPM Universitas Muhammadiyah Sorong yang telah memfasilitasi kegiatan pengabdian ini mulai penyusuan proposal hingga laporan penelitian. Daftar Pustaka Adnyana, MO., Subiksa, IGM., Swastika, DKS., Pane, H. 2005. Pengembangan Tanaman Pangan di Lahan Marginal Lahan Rawa. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian. Jakarta. Atmojo, SW. 2003. Peranan Bahan Organik Terhadap Kesuburan Tanah dan Upaya Pengelolaannya. Pidato Pengukuhan Guru Besar Ilmu Kesuburan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. Surakarta. Badan Litbang Pertanian. 2012. Dinamika Produksi dan Harga Beras Indonesia. Badan Litbang Pertanian. Jakarta. BPS. 2014. Distrik Bikar dalam Angka. Badan Pusat Statistik. Sorong Abdimas Papua Journal of Community Service 55 Volume 1 Nomor 2 Halaman 45-55 Gunadi, S. 2002. Teknologi Pemanfaatan Lahan Marginal Kawasan Pesisir. Jurnal Teknologi Lingkungan 33 232-236. Suparso, Sudarmaji A, dan Ramadhani Y. 2016. Penerapan Teknologi Otomatisasi Pemanfaatan Air dalam Peningkatan Kapasitas Agribisnis Pembibitan Tanaman Sayuran di Wilayah Pesisir Adipala, Cilacap, Jawa Tengah. Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Sumber Daya Pedesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan VI, 24-25 November 2016, Purwokerto. Zulkarnain SangadjiMuhammad Taufik Muhammad Syahrul KaharIhsan FebriadiKegiatan pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman masyarakat terhadap teknik budidaya hortikultura. Melalui budidaya tanaman hortikultura merupakan langkah awal untuk merangsang tumbuhnya semangat partisipasi masyarakat tentang pentingnya peningkatan budidaya tanaman hortikultura. Pentingnya melaksanakan budidaya tanaman karena masyarakat pada dasarnya belum mengetahui cara-cara budidaya tanaman secara baik dan benar, belum menerapkan pembenihan tanaman secara baik dan benar, belum mengetahui cara pengapuran dan pemupukan secara tepat, belum mengetahui pembuatan pupuk organik cair, dan lain sebagainya. Pengabdian kepada masyarakat ini berlokasi di distrik Sausapor. Adapun sasaran pada program ini sebanyak 10 orang masyarakat sausapor yang dilaksanakan di bulan oktober 2022. Distrik Sausapor memiliki luas wilayah 10,28 km2 dengan jumlah penduduk 2856 jiwa. Kondisi geografis dan topografis wilayah dicirikan berdasarkan kawasan hutan yang sangat luas dengan proporsi hutan konservasi serta hutan lindung mencapai 80 %. Metode pelaksanaan yang akan digunakan diantaranya sosialisasi, pemberian metode diskusi, ceramah, penyuluhan, bimbingan teknis dan pendampingan secara terjadwal. Adapun tahapan kegiatan meliputi sosialisasi kegiatan, pengembangan dan pendampingan digitalisasi pertanian meliputi pengolahan lahan, pembenihan, penyemaian, penanaman dan pemupukan. Hasil pelaksanaan kegiatan menjelaskan bahwa tingkat pengetahuan dan keterampilan mitra terhadap teknik budidaya tanaman mengalami peningkatan sebesar 74,85 % dari 34,29 % 64-75 %, hasil ini menunjukkan bahwa tingkat pemahaman dan keterampilan mitra berada pada kategori baik 61-74 %Community service activities aim to determine the level of public understanding of horticultural cultivation techniques. The cultivation of horticultural crops, it is the first step to stimulating the growth of the spirit of community participation in the importance of increasing the cultivation of horticultural crops. The importance of carrying out plant cultivation is because the community does not know the methods of cultivating plants properly and correctly, has not applied plant hatchery properly and correctly, does not know how to liming and fertilize properly, does not know the manufacture of liquid organic fertilizers, and so on. This community service is located in the Sausapor district. The partners in this program are as many as 10 sausapor communities, and it will be implemented in October 2022. Sausapor District has an area of km2 with a population of 2856. The geographical and topographical conditions of the region are characterized based on a very large forest area, with the proportion of conservation forests and protected forests reaching 80%. The implementation methods that will be used include socialization, providing discussion methods, lectures, counselling, technical guidance and scheduled assistance. The stages of activity include Socialization of Activities, development and assistance in digitizing agriculture, including Land processing, Hatchery, Seeding, Planting and Fertilization. The results of the implementation of the activity explained that the level of knowledge and skills of partners towards plant cultivation techniques increased by from 64-75%; these results showed that the level of understanding and skills of partners was in a good category 61-74%.Teknologi Pemanfaatan Lahan Marginal Kawasan PesisirS GunadiGunadi, S. 2002. Teknologi Pemanfaatan Lahan Marginal Kawasan Pesisir. Jurnal Teknologi Lingkungan 33 Teknologi Otomatisasi Pemanfaatan Air dalam Peningkatan Kapasitas Agribisnis Pembibitan Tanaman Sayuran di Wilayah Pesisir AdipalaSudarmaji A SuparsoY Dan RamadhaniSuparso, Sudarmaji A, dan Ramadhani Y. 2016. Penerapan Teknologi Otomatisasi Pemanfaatan Air dalam Peningkatan Kapasitas Agribisnis Pembibitan Tanaman Sayuran di Wilayah Pesisir Adipala, Cilacap, Jawa Tengah. Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Sumber Daya Pedesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan VI, 24-25 November 2016, Tanaman Pangan di Lahan Marginal Lahan Rawa. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen PertanianM O AdnyanaIgm SubiksaDks SwastikaH PaneAdnyana, MO., Subiksa, IGM., Swastika, DKS., Pane, H. 2005. Pengembangan Tanaman Pangan di Lahan Marginal Lahan Rawa. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian. Bahan Organik Terhadap Kesuburan Tanah dan Upaya PengelolaannyaS W AtmojoAtmojo, SW. 2003. Peranan Bahan Organik Terhadap Kesuburan Tanah dan Upaya Pengelolaannya. Pidato Pengukuhan Guru Besar Ilmu Kesuburan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. Bikar dalam AngkaBpsBPS. 2014. Distrik Bikar dalam Angka. Badan Pusat Statistik. Sorong Volume 1 Nomor 2 Halaman 45-55 – Pantai merupakan daerah yang menjadi batas antara daratan dan air laut. Menurut Sandy dalam Pantai dan Wilayah Pesisir 1996 pantai adalah bagian muka bumi dari muka air laut rata-rata terendah sampai muka air laut rata-rata tertinggi. Pantai merupakan salah satu landskap geografis bumi yang memiliki banyak sumber daya. Berikut contoh kunci jawaban tema 3 kelas 4 mengenai sumber daya alam di pantai dan manfaatnya bagi manusia Hutan bakau Dilansir dari Food and Agriculture Organization of the United Nations, sekitar 24 juta hutan mangrove terdapat di sepanjang wilayah pesisir negara-negara subtropis dan tropis di dunia. Hutan bakau terdiri dari pohon bakau atau mangrove yang berfungsi mencegah intrusi air laut dan mencegah terjadinya pengikisan daratan. Hutan bakau juga merupakan rumah bagi berbagai krustasea sepert kepiring, udang, teritip, dan juga berbagai spesies kerang dan ikan. Selain krustasea, hutan bakau juga menjadi habitat bagi berbagai jenis burung dan monyet. Baca juga Lokasi Pantai di Indonesia dan Ciri-Cirinya Garam laut Air laut asin karena mengandung garam. Dilansir dari Natural History Museum, natrium klorida merupakan konstituen utama garam yang membentuk lebih dari 90 persen dari semua ion yang ditemukan di air terdiri dari 70 persen air laut, artinya air laut menyediakan sumber daya garam yang sangat banyak untuk memenuhi kebutuhan manusia. Rumput laut dan padang lamun Pantai yang luas, terutama perairan dangkal menyediakan rumput laut dan juga lamun dalam jumlah yang sangat banyak. Walaupun merupakan tumbuhan yang berbeda, keduanya menyediakan tempat berlindung bagi beberpa hewan laut dan sumber makanan bagi hewan-hewan lainnya. Rumput laut dan padang lamun biasanya terbentuk di antara hutan bakau dan juga terumbu karang. Mereka menyediakan nutrisi dalam jumlah besar, tempat perlindungan bagi telur ikan, dan juga mengikat sedimen untuk mengurangi polutan air laut. Selain fungsi tersebut, rumput laut juga dijadikan sebagai bahan pangan dengan berbagai manfaat. Pohon kelapa Salah satu sumber daya alam yang berlimpah di pantai adalah pohon kelapa. Dilansir dari Encyclopedia Britannica, pohon kelapa dengan nama latin Cocos nucifera adalah anggota keluarga palem Arecaceae dan juga satu-satunya anggota marga Cocos. Pohon kelapa di pantai dimanfatkan daging buahnya untuk dimakan, airnya untuk diminum, kayunya untuk dijadikan bahan furnitur, dan sabut, daun, serta batoknya untuk kerajinan. Baca juga Kondisi Geografis Daerah Pantai, Daratan, dan Pegunungan Ikan Ikan merupakan sumber daya alam pantai yang dimanfaatkan sebagai bahan pangan. Dilansir dari World Atlas, para ilmuan memperkirakan jumlah ikan yang berada di lautan adalah 3,5 miliyar ekor. Dan pantai merupakan penyambung antara lautan juga daratan, di mana manusia bisa mendapatkan ikan. Selain ikan liar, pantai juga memungkinkan manusia untuk melakukan budidaya ikan air asin seperti ikan kerapu, ikan kakap, ikan makare, dan juga ikan kembung. Selain ikan, pantai juga menyediakan budidaya kerang mutiara, kerang, lobster, kepiting, dan juga udang. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Pertanian di lahan pasir pantai mungkin masih terdengar asing untuk sahabat kompasiana. Tentu sekilas kita akan berpikir dapatkah lahan pasir pantai yang sangat porous dan tidak bisa menyimpan air justru digunakan untuk lahan pertanian?Simak ulasan berikut waktu yang lalu, setelah berjalan-jalan di sepanjang pantai di kawasan Yogyakarta terlintas dalam benak saya bahwa pantai di Indonesia ini sungguh banyak jumlahnya. Dengan begitu tentunya lahan marginal ini sangat luas. Akan tetapi saya melihat kurang optimalnya penggunaan lahan tersebut. Maka dari itu, semoga artikel ini dapat bermanfaat dan menjadi salah satu inovasi dalam bidang pertanian. Kita tahu sendiri bahwa di Indonesia, peningkatan jumlah penduduk yang begitu pesat menyebabkan jumlah bahan pangan yang diperlukan juga semakin bertambah, akan tetapi hasil panen yang diproduksi belum bisa mencukupi kebutuhan pangan semua penduduk dengan merata. Selain itu, kebutuhan akan tempat tinggal juga meningkat. Akibatnya banyak lahan pertanian yang justru dialihfungsikan sebagai area perumahan, pertokoan, dan lain sebagainya. Berangkat dari permasalahan tersebut, ada salah satu alternatif solusi yang dapat dilakukan. Yaitu dengan memperluas area lahan pertanian ke area lahan marginal. Lahan marginal sendiri merupakan lahan yang mempunyai permasalahan dengan faktor pembatasnya yang tinggi untuk bercocok tanam. Padahal salah satu lahan yang mempunyai potensi yang amat tinggi untuk dikembangkan dalam pertanian adalah lahan pantai. Mengapa? Karena kita tahy bahwa di Indonesia sendiri merupakan negara kepulauan yang mempunyai banyak sekali pulau, sehingga tentunya memiliki pantai yang sangat luas. Jika kita mau kreatif dan mau berusaha, lahan pantai tersebut mempunyai prospek yang sangat baik untuk lahan pertanian jika dapat dikelola dengan kendalanya ?Lahan pantai yang akan digunakan untuk lahan pertanian memiliki kendala diantara lain yaitu lahannya yang sangat porous dan tidak bisa menyimpan air dalam waktu lama karena lahannya yang berupa pasir, tingkat kesuburan tanahnya rendah karena tidak tersedianya mikroorganisme tanah dan unsur hara, intensitas cahaya dan kecepatan angin yang terlalu upaya memperbaiki dan meningkatkan kesuburan lahan pantai? Upaya yang dapat dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan kesuburan lahan pantai untuk pertanian dapat dilakukan dengan penerapan teknologi serta berbekal pengetahuan yang memadai. Pemberian masukan tertentu misalnya lempung, kapur, zeolite atau kompos dapat dilakukan ke dalam tanah dengan tujuan perbaikan sifat fisika, kimiawi dan biologi menambahkan lempung serta bahan organik kedalam lahan pasir pantai tersebut, diharapkan dapat meperbaiki kualitas struktur tanah yang ada. Dengan struktur tanah yang baik amaka agregat tanah dapat memberikan imbangan ruang pori yang lebih baik sehingga menguntungkan bagi tanaman budidayanya,Upaya perbaikan dan peningkatan kesuburan lahan pertanian di kawasan pasir pantai dapat dilakukan sebagai berikut 1 2 3 Lihat Inovasi Selengkapnya Di daerah pantai, cara masyarakat memanfaatkan daerah tersebut adalah dengan Bekerja sebagai nelayan dengan adanya kekayaan pada perikanan di daerah pantai. Bekerja sebagai petani garam. Bekerja pada sektor pariwisata karena adanya kecenderungan daerah pantai dijadikan sebagai objek wisata. Mengapa daerah pantai tidak cocok digunakan untuk pertanian? Tanah di daerah pantai tidak cocok digunakan untuk pertanian karena kurang subur. Apa yang dimaksud dengan lahan pesisir? GESAMP1 2001 mendefinisikan wilayah pesisir sebagai wilayah daratan dan perairan yang dipengaruhi oleh proses biologis dan fisik dari perairan laut maupun dari daratan, dan didefinisikan secara luas untuk kepentingan pengelolaan sumber daya alam. Bagaimana pemanfaatan daerah pantai untuk kehidupan manusia yang banyak terjadi di Indonesia? Sebagai objek wisata. Sebagai sumber protein hewani. Area tambak garam. Sebagai daerah pertanian pasang surut. Dapat menjadi wilayah perkebunan kelapa. Pengembangan kerajinan tangan bagi masyarakat yang tinggal di sekitarnya. Mengapa daerah pantai banyak dimanfaatkan sebagai daerah wisata? Jawaban Karena pantai yang merupakan lokasi wisata sering dikunjungi oleh para turis dari mancanegara, sehingga hal ini menyebabkan terjadinya perputaran uang yang cukup tinggi di lokasi pantai. Karena banyak turis dari mancanegara yang sering memanfaatkan masa berliburnya di daerah pantai. Jelaskan apa yang dimaksud dengan penggunaan lahan? Menurut Malingreau 1981, penggunaan lahan merupakan campur tangan manusia baik secara permanen atau periodik terhadap lahan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan, baik kebutuhan kebendaan, spiritual maupun gabungan keduanya. Bagaimana cara memanfaatkan lahan yang sempit untuk bercocok tanam? Hidroponik. Cara pertama adalah dengan hidroponik. Tabulampot. Cara memanfaatkan lahan sempit kota untuk berkebun yang kedua adalah menggunakan metode tabulampot. Vertikultur. Aeroponik. Apa saja manfaat lahan pertanian? untuk bercocok tanam, menghasilkan bahan pangan utk dikonsumsi, menciptakan lapangan kerja, dll. Mengapa bentuk rumah antara di daerah pegunungan dan pantai berbeda? Jawaban. rumah daerah pantai biasanya berbentuk rumah panggung utk mencegah air laut pasang masuk ke dlm rumah, rumah daerah pegunungan tidak berbentuk panggung. Bagaimana kondisi geografis di daerah dataran rendah? Kondisi geografis dataran rendah terletak di antara ketinggian 0-200 meter diatas permukaan laut. Apa potensi yang dapat dikembangkan di wilayah pantai? Perikanan Tangkap dan Perikanan Budi Daya. Hutan Mangrove Hutan Bakau Terumbu Karang. Pertambangan dan Energi. Padang Lamun. Pariwisata Bahari. Jelaskan apa saja sumber daya alam wilayah pesisir? Sumber daya alam utama di kawasan pesisir meliputi hutan mangrove, pandang lamun dan terumbu karang beserta ekosistemnya. Ketiga ekosistem ini menyediakan jasa lingkungan yang dibutuhkan bagi kehidupan manusia dan lingkungan hidup. Tanah pantai itu milik siapa? Tanah pantai pada wilayah pesisir pada hakikatnya dapat dimiliki atau dihaki oleh orang atau badan hukum. Kepemilikan dan penguasaan tanah pantai dan pemanfaatan wilayah pesisir ini tentunya harus memperhatikan dan disesuaikan dengan rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota. Bagaimana pemanfaatan pantai dari segi ekonomi masyarakat? Jawaban. sebagai tempat rekreasi, untuk usaha pengelolaan garam, untuk nelayan mencari ikan. Jelaskan pengertian pantai dan apa manfaatnya? pantai adalah suatu wilayah perbatasan antara daratan dengan lautan. manfaat Pantai dapat bermanfaat sebagai objek pariwisata bagi masyarakat umum. Pantai dapat digunakan sebagai tempat usaha pengolahan garam. Apa manfaat yang dapat kita ambil dari pantai yang bersih? Apa saja kegiatan ekonomi yang dilakukan di daerah pantai? Kegiatan ekonomi yang dapat dilakukan oleh masyarakat yang tinggal di daerah pantai adalah berdagang, budidaya hasil tambak, menangkap ikan, dan pariwisata. Referensi Pertanyaan Lainnya1Mengukur Panjang Pensil Dengan Penggaris?2Jelaskan Mengenai Saringan Air Sederhana?3Mengapa Jepang Ingin Menguasai Indonesia?4Masjid Sultan Suriansyah Was Constructed in the Era Of?5Langkah Langkah Keselamatan Kerja Di Laboratorium?6Susunan Kata Acak Dalam Bahasa Inggris?7Faktor Faktor Yang Memunculkan Ide Usaha?8Nilai Sin 75 Derajat Adalah?9Bahasa Inggris Saya Seorang Pelajar?10Fungsi Iman Kepada Rasul Allah?

jelaskan cara memanfaatkan lahan di daerah pantai